Recycle Experience, Seniman Barang Temuan Asal Bandung

Kaleng susu, tutup botol, dan gallon, hanya akan menjadi setumpuk sampah setelah tak terpakai lagi. Namun, di tangan dingin Attina Nuraini dan Evan Driyananda, sampah-sampah tersebut dapat “disulap” menjadi karya bernilai seni tinggi.

Kata recycle identik dengan isu lingkungan. Namun jangan salah kaprah dengan yang satu ini, mereka bukan aktivis lingkungan ataupun organisasi lingkungan hidup. Recycle Experience adalah sebuah kegiatan seni yang memanfaatkan penggunaan sampah anorganik untuk menghasilkan karya seni.
Bermula dari kecintaan terhadap mainan, mereka yang sama-sama menaruh minat pada pop culture, memiliki ide membuat alternatif untuk berkarya seni dengan bahan yang tidak biasa, yaitu sampah. Mereka mengaku mendapatkan ide ini karena pada saat itu, mereka mahasiswa seni sering terhambat dalam berkarya karena masalah biaya. Seniman pada umumnya menggunakan media kanvas, kayu dan resin yang harga produksinya cenderung mahal. Berbekal imajinasi karakter robotik dan sampah anorganik, lahirlah Recycle Experience.


Found art atau seni barang temuan, menggunakan benda non-seni sebagai media berkarya. Banyak seniman luar negri yang mengaplikasikan karya mereka melalui found art, namun di Indonesia hal ini masih menjadi sesuatu yang baru dan kurang lazim. Konsep ini lah yang diangkat oleh Attin dan Evan pada awal tahun 2006 untuk membuat instalasi sederhana bertemakan Character Robotic Imagination. “Untuk pembuatannya, kita punya proses imajinasi. Ibaratnya, setiap seniman itu punya karakter masing-masing. Kita mengangkat characer robotic imagination. Jadi, apapun yang kita buat visualisasinya seperti robot,” ujar Evan.
Pada akhir 2008, mereka memberanikan diri untuk mengenalkan Recycle Experience pada masyarakat, dengan mengikuti berbagai acara dan pameran. Selama dua tahun wara-wiri, mereka menyimpan satu harapan, cita-cita setiap seniman adalah memiliki pameran tunggal. Hal ini mereka wujudkan pada tahun 2010, dengan “My Secret Garden” bertempat di Lou Belle Shop. Dalam pameran tersebut, mereka juga ingin memperbaiki anggapan beberapa kalangan yang menganggap mereka menciptakan robot dan tergabung organisasi lingkungan.

Pada tahun yang sama, mereka menjadi satu-satunya seniman Indonesia yang ikut serta dalam Korea International Art Fair 2010, di sana karya seniman dari penjuru dunia dipamerkan. Mereka juga menemukan karya seniman-seniman lain yang menggunakan konsep seni barang temuan.

Atina & Evan saat ditemui di Lou Belle
 “Kalau harga karya seni engga sama seperti harga produk. Harganya memang enggak masuk akal,” Evan menjelaskan tentang bagaimana karya seni dihargai. Saat ini, Recycle Experience sedang fokus membuat karya seni berukuran besar, yaitu 1:1 dengan manusia. Karya tersebut memang ditujukan untuk kolektor, namun bagi yang ingin memiliki karya mereka tidak perlu merasa kecewa. Mereka juga mengeluarkan artist mechandise yang harganya lebih terjangkau dan ukurannya pun lebih kecil.

Bagi yang ingin melihat instalasi robot karya Recycle Experience, bisa langsung menuju Lou Belle Shop di Jalan Setiabudi 56 atau Omuniuum di Jalan Ciumbuleuit 151 b. Mereka menyimpan beberapa karya mereka di sana. Jika kalian beruntung, kalian bisa bertemu duo kreatif Evan dan Attina untuk berbincang-bincang tentang filosofi dari masing-masing instalasi robot buatan mereka. Filosofi? Tentu saja, setiap instalasi robot memiliki cerita masing-masing.

Tim reporter : Atifa Adlina & Siti Rizkika
Foto : dok. pribadi (atas), Atifa Adlina (bawah)
dimuat di sini

Comments

Popular Posts